Hati-hati Dampak Negatif Permainan ‘Roleplay’ di TikTok

Jaribijak – Permainan roleplaydi TikTok tengah ramai jadi perbincangan. Namun, permainan satu ini tak lepas dari dampak negatif yang diakibatkan.

Apa saja dampak negatif game roleplay di TikTok?

Role-play‘ sendiri pada dasarnya merupakan kosa kata dalam bahasa Inggris yang berarti ‘bermain peran’. Dalam roleplay, seseorang akan berperilaku seperti orang lain dalam situasi tertentu.

Istilah yang kerap disingkat menjadi RP ini kerap digunakan di platform TikTok. RP menjadi permainan yang dilakukan secara virtual dengan menirukan idola, baik secara sikap, cara bicara, hingga detail aktivitas harian.

Pemain roleplay harus bisa berperan secara virtual melalui teks atau video tanpa mengungkap jati diri mereka yang sebenarnya.

Sekilas, permainan ini tak berbeda dengan bermain peran yang biasa dilakukan anak-anak. Bedanya, kini roleplay dilakukan lewat aplikasi dalam gawai.

Tema yang dimainkan pun beragam. Namun biasanya, peran yang dimainkan tak jauh dari sosok yang diidolakan.

Dampak negatif game roleplay

Permainan ini tak lepas dari dampak negatif yang diakibatkan. Dampak negatif game roleplay yang paling nyata adalah terdistraksinya karakter asli seorang pemain.

Dalam roleplay, seseorang akan mengadopsi persona baru dari orang lain yang diperankan. Hal ini jelas akan menjadi masalah pada beberapa orang.

Menukil laman Good Therapy, bukan tak mungkin jika kemudian seorang pemain merasa tak puas akan kehidupan nyatanya dan lebih tertarik pada karakter-karakter baru yang diperankan.

This photo taken on November 21, 2019, shows the logo of the social media video sharing app Tiktok displayed on a tablet screen in Paris. (Photo by Lionel BONAVENTURE / AFP)Ilustrasi. Ada beberapa dampak negatif dari game roleplay yang ramai di TikTok. (AFP/LIONEL BONAVENTURE)

Tak cuma itu, sebuah studi yang dilakukan oleh Brigham Young University juga menemukan bahwa permainan ini dapat mengganggu relasi pemain di dunia nyata.

Hal yang hampir serupa juga diungkapkan oleh psikiater Lahargo Kembaren. Ia mengatakan bahwa roleplay, utamanya yang dimainkan oleh anak-anak, berisiko memicu gangguan kepribadian.

“Pembentukan jati dirinya [pemain] menjadi rusak, karena yang tadinya harus sesuai dengan normal nilai tapi menjadi kacau, dan menimbulkan kebingungan terhadap masalah psikologis,” ujar Lahargo.

Selain itu, bukan tak mungkin pula jika roleplay membuat seseorang kesulitan memilah mana yang nyata dan imajinasi belaka. Kondisi ini dikhawatirkan akan mengarah ke gangguan psikotik.

Semoga Bermanfaat!

Baca Juga: Inilah 6 Perbedaan Aplikasi Twitter dengan Threads

Siap Dirilis Apple, Terungkap Dummy iPhone 17 yang Ternyata Gak Pakai Charging Port

Jaribijak.com - Apple bakal bikin gebrakan lagi! Kali ini lewat iPhone 17 Air, yang...

iPhone 16 Series Kantongi Izin Edar Postel, Siap Rilis di Indonesia

Jaribijak.com - Kabar gembira bagi penggemar Apple di Indonesia. iPhone 16 Series kini resmi...

Kim Soo Hyun Ternyata Pernah Kirim Surat Cinta-Foto Selfie ke Kim Sae Ron saat Wamil

Jaribijak.com - Hubungan aktor Kim Soo Hyun dan mendiang Kim Sae Ron kembali dikuliti...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here