Jakarta – Ketua MPR Bambang Soesatyo mewanti para pelajar untuk mewaspadai penyebaran radikalisme lewat media sosial (medsos). Hal itu dikatakannya di hadapan para pengurus Pelajar Islam Indonesia (PII) yang datang ke Gedung Parlemen.
Pada pertemuan hari Selasa (16/2) itu Bamsoet menjabarkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2020 melaporkan potensi generasi Z pada rentang usia 14-19 tahun yang terpapar radikalisme mencapai 12,7 persen. Sementara generasi milenial yang berumur 20-39 tahun mencapai 12,4 persen.
“Dari segi jenis kelamin, persentase perempuan yang terpapar paham radikalisme mencapai 12,3 persen, sedangkan kaum laki-laki sebesar 12,1 persen. Gen Z dan milenial menjadi sasaran empuk lantaran mereka sangat aktif mengakses internet dan pengguna aktif berbagai platform media sosial,” jelas Bamsoet dalam keterangannya, Rabu (17/2/2021).
Bamsoet melanjutkan dalam laporan Hootsuite dan We Are Social 2020 dipaparkan 175,3 juta penduduk Indonesia yang sudah terkoneksi internet rata-rata menghabiskan hampir delapan jam untuk berselancar di internet.
“Menurut BNPT, sebanyak 82,8 persen pengguna internet di Indonesia pernah menerima informasi keagamaan via internet. Jika tidak hati-hati, mereka bisa saja mendapatkan informasi yang sesat, sehingga malah melahirkan radikalisme dan ekstrimisme,” tegas Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga mendorong para pemuda di berbagai organisasi bernafaskan keagamaan seperti PII untuk aktif menyebarkan narasi keagamaan yang mencerahkan melalui media sosial. Cara tersebut menurut Bamsoet bisa menekan penyebaran radikalisme dan ekstrimisme di media sosial.
“Generasi muda islam Indonesia harus senantiasa mengamalkan islam yang Rahmatan Lil Alamin, dengan mengedepankan nilai tasamuh (toleran), tawazun (seimbang/harmoni), tawassuth (moderat), dan ta’addul (keadilan). Jangan berikan ruang sedikit pun bagi radikalisme dan ekstrimisme,” ulas Bamsoet.
Sebagai informasi, para pengurus PII yang hadir antara lain Ketua Umum Husin Tasrik, Korps PII Wati Azkia, Badan Pengembangan Organisasi Ikhsan Azhar, dan Badan Pengembangan Pelajar Afian Dwi Prasetyo.
(fhs/ega)