Media sosial digunakan oleh pengguna nya dalam aktivitas untuk berbagi, berpartisipasi, dan lain-lain. Media sosial juga sekarang sudah menjadi salah satu makanan pokok dari sebagian besar pengguna di dunia, khusus nya Indonesia. Banyak sekali pengguna Indonesia yang tidak bisa melepaskan handphone dari genggaman tangan mereka. Hal ini disebabkan oleh teknologi yang semakin canggih dari zaman ke zaman.
Jika kita bandingkan dengan zaman dahulu, zaman dimana masyarakat tidak terlalu mengenal handphone, kita bisa sama-sama berbicara kepada orang-orang di sekitar kita. Saling menyapa, bercengkrama satu sama lain, bermain permainan khas anak-anak, membaca berita lewat koran, dan masih banyak hal yang menyenangkan yang bisa dilakukan tanpa ada nya handphone.
Bahkan saat mulai muncul alat komunikasi, mereka hanya lebih gampang mengobrol atau berkomunikasi di beda tempat namun aktivitas nya masih sama seperti itu.
Namun lain hal nya sekarang, seperti yang sudah di jelaskan diatas bahwa handphone pun tak luput dari salah satu perkembangan teknologi yangt berkembang dengan pesat sekarang ini. Dahulu, handphone hanya sekedar alat komunikasi saja, namun sekarang bisa juga dipakai untuk media sosial.
Beberapa contohnya seperti fitur Instagram, tidak hanya bisa mengirim pesan dan telephone, Instragam kini sudah bisa melakukan berbagai macam hal seperti telponan dengan cara tatap muka atau biasa di sebut video call, bisa juga menaruh foto di laman akun instragam kita dan bisa berkomentar terhadap postingan orang-orang atau teman yang mengikuti akun kita, apalagi sekarang kita juga disuguhkan oleh efek filter wajah yang mendukung kita untuk mempercantik diri dengan adanya filter tersebut.
Media sosial lainnya pun tak kalah menarik dari instragram, banyak hal yang bisa dilakukan melalui media sosial sehingga membuat para pengguna nya kecanduan dalam bermedia sosial.
Jika sudah kecanduan dalam bermedia sosial akan berdampak sangat buruk bagi si pengguna nya. Hal buruk atau negatif tersebut diantara lain kurang nya komunikasi dengan warga sekitar atau bertatap muka langsung sudah enggan untuk dilakukan, bisa menimbulkan salah paham atau konflik, bisa mempengaruhi buruk nya orang lain, data pribadi atau privasi bisa bocor kalau tidak berhati-hati dalam menggunakannya, perilaku kita akan berbeda, nilai dan norma bisa menyimpang jika kita melupakan tata krama yang sudah diajarkan, dan maasih banyak bahaya dalam bermedia sosial jika kita tidak bijak dan sehat dalam menggunakannya.
Apalagi sekarang banyak anak dibawah umur yang sudah disodorkan handphone oleh orang tua nya sehingga sang anak tidak bisa lepas dari kegiatan online teersebut. Jika sering bermain media sosial sejak dini, anak mengetahui apa yang harus nya mereka tidak ketahui, dewasa dan berperilaku sesuai umurnya, dan jika terlalu sering melihat layar handphone bisa-bisa sang anak sudah harus memakai kaca mata untuk mengurangi mata yang sudah kabur atau pandangan nya tidak terlihat jelas lagi. Bagi remaja, dampak nya mereka juga cenderung lebih mementingkan dunia nya sendiri dan tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka sehingga menjadikan si remaja tersebut kurang empati di dunia nyata.
Tapi bukan berarti menggunakan media sosial selalu berdampak buruk bagi pengguna nya, kalau dipakai dengan benar banyak dampak positif yang bisa kita petik melalui media sosial.
Diantaranya, lebih mudah berkomunikasi dengan orang yang berada jauh disana karena jarak dan tempat tidak menjadi hambatan lagi bagi penggunanya, lebih mudah berinteraksi dengan orang lain, bisa memperluas interaksi atau relasi pertemanan, lebih mudah mengekspresikan diri dalam berkomunikasi, serta yang paling digemari oleh penggunanya adalah biaya nya yang lebih murah.
Maka dari itu sesuai dengan topik judul dari artikel ini, ‘Sehat Bermedia Sosial’ bermaksud untuk sehat dan bijak dalam menggunakan media sosial. Pengguna bisa menyadari kapan dan bagaimana kita bisa meluangkan dan membagi waktu antara aktivitas online maupun offline agar bisa seimbang dan tetap bisa menjaga nilai norma yang berlaku serta menjaga tata krama. Jangan hanya menunduk untuk melihat apa yang ada di dunia online, tapi lihat lah di sekitar kita masih banyak yang harus kita lakukan.
Memang sulit kalau penggunanya sudah kecanduan dalam bermedia sosial, tapi apa salahnya kan kita mencoba memulai hal-hal yang kelihatannya sepele namun ternyata itu sngat berharga? Jadi jangan takut untuk memulai mencoba.