JariBijak.com – Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah, menjadi sorotan publik setelah sebuah video interaksinya dengan seorang penjual es teh viral di media sosial.
Video tersebut diambil saat acara Magelang Bersholawat beberapa hari lalu, di mana Gus Miftah memberikan ceramah keagamaan.
Dalam video tersebut, Gus Miftah terlihat berbicara kepada seorang pedagang es teh dengan nada yang dianggap sebagian warganet sebagai melecehkan.
“Es tehmu ijek okeh ora (es tehmu masih banyak nggak)? Masih? Yo kono didol (ya sana dijual), goblok,” ucap Gus Miftah dalam video itu seperti dikutip pada Rabu (04/12).
Ia kemudian melanjutkan, “Dol en ndisik, ngko lak rung payu yo wes, takdir (Jual dulu, nanti kalau masih belum laku, ya sudah, takdir).” Pedagang yang disapa hanya terdiam sambil tersenyum kecil.
Aksi ini memicu kontroversi di kalangan warganet. Banyak yang menganggap Gus Miftah telah mengolok-olok pedagang kecil di depan umum.
Namun, sejumlah pihak terdekat Gus Miftah memberikan klarifikasi terkait peristiwa tersebut.
Klarifikasi dari Kuasa Hukum dan Rekan Sesama Ulama
Herdiyan Saksono, kuasa hukum Gus Miftah, menjelaskan bahwa interaksi tersebut adalah bagian dari gaya ceramah sang pendakwah.
“Bahwa itulah guyonan atau gaya bahasa dalam penyampaian syiar, dalam penyampaian sebuah cerita yang dimaknai dengan pertanda-pertanda. Itu merupakan intermezzo dan menarik perhatian khalayak ramai,” kata Herdiyan dalam video yang dibagikan pada Selasa (3/12).
Ia juga menekankan agar publik tidak menilai interaksi tersebut hanya dari potongan video.
“Perdebatan soal baik atau buruk, langkah yang diambil dalam cerita itu tidak bisa sepenggal-sepenggal, atau dipotong ceritanya,” tambah Herdiyan.
Ia meminta agar warganet lebih bijak dalam menyikapi isu ini. “Kita harus secara dewasa mengambil satu kesimpulan yang arif dan bijaksana dalam mengomentari suatu peristiwa,” tutupnya.
Sementara itu, Gus Yusuf, pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo yang hadir di lokasi acara, turut memberikan pembelaan.
“Terkait video Gus Miftah dengan bakul es di Magelang, saya kebetulan ada di samping beliau saat itu. Itu spontan, bagian dari komunikasi Gus Miftah dengan jamaahnya, guyonan biasa,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa Gus Miftah memiliki gaya komunikasi yang santai dan akrab dengan jamaahnya.
“Gus Miftah sering borong dagangan jamaah, melarisi jajan mereka. Jadi tolong jangan dipotong videonya. Kalau bisa, datang langsung ke majelisnya agar paham cara beliau berinteraksi,” lanjut Gus Yusuf.
Sisi Lain Gus Miftah
Gus Yusuf juga menyinggung sisi lain dari Gus Miftah yang sering luput dari perhatian. Ia mengingatkan publik tentang video Gus Miftah yang membantu membayar biaya kuliah seorang pedagang tahu aci.
“Beliau selalu mendukung pedagang kecil, tidak hanya dengan candaan, tetapi juga aksi nyata,” tegasnya.
Menurut Gus Yusuf, interaksi Gus Miftah dengan pedagang es teh harus dilihat dalam konteks lebih luas.
“Beliau sering membantu dengan membeli dagangan mereka. Cara bercanda beliau sering disalahpahami karena tidak semua orang melihat interaksi secara utuh,” katanya.
Ia berharap masyarakat lebih bijak dalam menilai seseorang berdasarkan potongan video.
“Semoga ini menjadi klarifikasi agar tidak menimbulkan persepsi kurang baik. Gus Miftah adalah sosok yang sangat dekat dengan jamaahnya, dan niatnya selalu untuk membantu,” tutup Gus Yusuf.
Kontroversi ini menjadi pengingat pentingnya bijak dalam menyikapi potongan video yang beredar di media sosial.
Klarifikasi dari pihak terkait menunjukkan bahwa gaya komunikasi Gus Miftah mungkin tidak diterima semua orang, tetapi niatnya selalu positif.
Gus Miftah juga dikenal aktif membantu pedagang kecil, sesuatu yang seharusnya tidak dilupakan oleh publik.
Baca Juga: GaSaXIndonesia Adventure 2024: Petualangan Patriotik yang Menghubungkan Alam, Budaya dan Masyarakat