Survei Katadata Insight Center (KIC) oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan bahwa masyarakat lebih mengandalkan media sosial daripada media massa untuk mencari berita, seperti televisi dan media cetak. Hal ini menjadi tantangan bagi media Indonesia di era digital.
Arifin Asydhad, Ketua Panitia Pelaksana Forum Pemimpin Redaksi (Pemred), mengatakan masifnya perkembangan teknologi digital, seperti munculnya media sosial, telah mempermalukan media massa di Indonesia.
“Akibatnya muncul ancaman, seperti berita clickbait dengan headline berlebihan, hoax yang menjiplak karya orang lain tanpa izin. Itu praktik yang harus dihentikan,” kata Ariffin dalam diskusi talk show di Forum Redaksi (Pemred) pada Selasa (8 Februari 2022).
Menurut situs resmi Kominfo, berita clickbait adalah berita dengan headline yang dilebih-lebihkan dan informasi yang tidak lengkap. Hal ini membuat pembaca penasaran dan mengklik link berita tersebut.
“Media harus berbenah dengan berpegang pada kode etik jurnalistik,” kata Ariffin.
Dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN), Forum Pemred juga menjalankan kampanye jurnalisme yang berkualitas (good journalism). “Ini merupakan langkah bersama untuk menyeimbangkan persepsi terhadap tantangan yang harus dihadapi oleh teknologi informasi,” ujarnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan jurnalisme berkualitas tinggi penting untuk iklim media massa yang sehat. “Informasi yang aktual dan faktual berdasarkan data, serta bertanggung jawab,” ujarnya.
Ia berharap konten yang disajikan media atau surat kabar tidak hanya memberitakan, tetapi juga memiliki daya analisis kritis dan menjaga humanisme masyarakat.
“Era digital adalah batu loncatan agar jurnalis bisa berkembang di tengah kisruh,” ujarnya.
Sebelumnya, survei KIC dan Kominfo menunjukkan bahwa 73% dari 10.000 responden mengatakan media sosial adalah sumber informasi biasa mereka. Diikuti oleh televisi (59,7%), berita online (26,7%) dan situs resmi pemerintah (13,9%).
“Masyarakat paling banyak mengakses media sosial karena menghasilkan lebih banyak informasi,” baca laporan bulan lalu (20/1).
Meski begitu, TV masih menjadi sumber media paling terpercaya di kalangan masyarakat Indonesia, yaitu sebesar 47%. Kemudian muncul media sosial (22,4%) dan situs web pemerintah (17,9%). Hanya 8% responden yang mempercayai berita online.