JariBijak.com – Perjuangan panjang selalu menuntut tekad, dedikasi, dan kegigihan. Demikianlah kisah Komjen. Pol. Purn. Arif Wachjunadi, seorang perwira tinggi Polri yang dengan penuh semangat memperjuangkan pengakuan tanggal 21 Agustus sebagai Hari Juang Polri.
Setelah melalui proses yang panjang dan penuh tantangan, pada akhirnya Hari Juang Polri resmi diakui pada tahun 2024 melalui surat keputusan Kapolri Nomor: Kep/95/I/2024 sebagai momen penting dalam sejarah Kepolisian Republik Indonesia.
Hari Juang Polri berakar dari sebuah peristiwa penting pada 21 Agustus 1945, ketika M Jasin, seorang perwira Polisi Istimewa atau Tokubetsu Keisatsutai, memproklamasikan berdirinya Polisi Republik Indonesia.
Sebagai salah satu tokoh utama dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia, M Jasin dan Polisi Istimewa memainkan peran penting dalam pertempuran melawan penjajah. Pengakuan atas perannya akhirnya datang pada tahun 2015, ketika Presiden Joko Widodo menganugerahi M Jasin gelar Pahlawan Nasional.
Komjen. Pol. Purn. Jusup Mangga Barani (kiri).dan Inspektur Polisi Kelas Satu M Jasin (kanan)
Namun, belum ada momen formal untuk mengenang peristiwa bersejarah ini dalam kalender nasional. Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi, dengan kecintaan mendalam terhadap sejarah Polri, merasa bahwa momen tersebut layak dijadikan sebagai hari besar nasional yang dirayakan setiap tahun. Maka, dimulailah perjuangan panjang selama 14 tahun untuk mengukuhkan Hari Juang Polri.
Bagaimana Perjuangan Dimulai
Pada tahun 2010, Arif Wachjunadi memulai upayanya untuk menjadikan 21 Agustus sebagai Hari Juang Polri. Ini bukanlah perjalanan yang mudah. Di tengah tantangan birokrasi dan politik, ide tersebut harus diusung dengan matang.
Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi berusaha menyebarkan kesadaran akan pentingnya momen bersejarah ini melalui berbagai cara, salah satunya dengan mengadakan sarasehan yang melibatkan berbagai tokoh penting kepolisian.
Perjalanan Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi untuk memperjuangkan pengakuan Hari Juang Polri tidak hanya melibatkan perjalanan panjang, tetapi juga berbagai pertemuan dan diskusi penting dengan tokoh-tokoh berpengaruh.
Jenderal. Pol. Purn. Prof. Dr. Awaloedin Djamin, MPA (kiri) dan Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi (Kanan)
Pada 2013 di Denpasar, Bali, serta 2016 di Jakarta, Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi bertemu dengan Jenderal Polisi Prof. Dr. Awaloedin Djamin, MPA, Kapolri ke-8. Dalam diskusi tersebut, Awaloedin menegaskan pentingnya tanggal 1 Juli tetap diperingati sebagai Hari Bhayangkara, hari bersejarah lain bagi Polri yang sudah diakui.
Pada 5 November 2015 di Surabaya, Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi menggelar sarasehan untuk menelusuri peran Polisi Istimewa dalam Peristiwa Hari Pahlawan. Salah satu saksi hidup yang hadir adalah Kapten Polisi Moekari, anggota Tokubetsu Keisatsutai, polisi istimewa yang dipimpin oleh M Jasin.
Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi (kiri) dan Kapten Polisi Moekari (kanan)
Pada 15 Juli 2015 di Jakarta, Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi bertemu dengan Jenderal TNI H. Try Sutrisno, mantan Panglima ABRI dan Wakil Presiden RI ke-6. Dalam pertemuan ini, mereka membahas pentingnya Monumen Perjuangan Polri di Surabaya, yang diresmikan pada 2 Oktober 1988, sebagai wujud pengakuan atas perjuangan polisi dalam kemerdekaan. Sutrisno juga diangkat sebagai Warga Kehormatan Brimob pada 21 Agustus 2018.
Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi (kiri) dan Jenderal TNI H. Try Sutrisno (kanan)
Pada 25 Maret 2021 di Semarang, Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi bertemu dengan Jenderal Polisi Drs. Soeroyo Bimantoro, Kapolri ke-16, yang memberikan dukungan terhadap penelusuran perjalanan perjuangan Polri serta menyatakan persetujuannya atas 21 Agustus sebagai Hari Juang Polri.
Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi (kiri) dan Jenderal. Pol. Purn. Drs. Soeroyo Bimantoro (kanan)
Dukungan juga datang dari Ketua Umum PP Polri, Jenderal Polisi Drs. Bambang Hendarso Danuri, Kapolri ke-19. Pada 21 Agustus 2018, dalam perayaan HUT PKBB di Watukosek, wacana Hari Juang Polri mulai mendapat perhatian. Bambang Hendarso turut hadir dalam sarasehan di Jakarta pada 18 November 2018, yang dihadiri oleh sejumlah Kapolri pada masa lalu, serta memberikan dukungan penuh dalam rapat umum PP Polri pada 10 Juni 2021. Pada 4 September 2023, keputusan terkait Hari Juang Polri diusulkan secara resmi.
Jenderal Polisi Drs. Bambang Hendarso Danuri (kanan) dan Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi (kiri)
Selain itu, dalam sebuah pertemuan pada 19 April 2021 di Jakarta, Dr. H. Bambang Soesatyo, SH, MBA, Ketua MPR RI ke-15, berbicara mengenai pentingnya para calon anggota Polri untuk memahami sejarah melalui buku PHHN Polri. Dalam sambutannya pada 10 September 2022, ia menekankan pentingnya seluruh anggota Polri memahami asal-usul dan sejarah institusi mereka.
Dr. H. Bambang Soesatyo, SH, MBA dan Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi
Dukungan juga datang dari Ketua Umum PKBB Komjen Polisi Drs. Imam Sudjarwo, yang melaporkan wacana Hari Juang Polri kepada Ketum PP Polri pada Juni 2018. Imam Sudjarwo turut hadir dalam rapat umum PP Polri pada 31 Januari 2024, ketika Kapolri secara resmi menetapkan 21 Agustus sebagai Hari Juang Polri.
Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi (kiri) dan Komjen. Pol. Purn. Drs. Imam Sudjarwo (kedua dari kanan)
Pada 11 Juli 2023, Kapusjarah Polri Brigjen Polisi Hari Nugroho, SIK mengadakan FGD terkait penentuan Hari Juang Polri. Rapat tersebut juga dihadiri oleh sejumlah tokoh, termasuk Brigjen Polisi Purnawirawan Yusrizal Koto dan Komjen Polisi Purn. Drs. Imam Sudjarwo. Pada 15 Agustus 2023, Wakapolri Komjen Polisi Drs. Agus Adrianto memimpin rapat penetapan hari bersejarah Polri, yang didukung oleh para pejabat senior Polri dan para purnawirawan.
Rangkaian pertemuan dan diskusi yang dilakukan oleh Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi ini mencerminkan perjuangan panjang yang melibatkan berbagai pihak untuk mencapai pengakuan formal Hari Juang Polri, yang akhirnya terwujud pada 22 Januari 2024.
Motivasi Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi bukan hanya sekedar menciptakan hari peringatan, tetapi juga untuk memberikan penghormatan yang layak kepada mereka yang berjuang demi negara dalam kapasitas mereka sebagai bagian dari Polri. Ia percaya bahwa sejarah tidak boleh dilupakan, dan polisi memiliki peran penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dukungan Para Promotor Guru Besar Sejarah untuk Penetapan Hari Juang Polri
Prof. Dr. Anhar Gonggong (kiri) dan Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi (kanan)
Perjalanan panjang dalam penetapan Hari Juang Polri mendapat dukungan kuat dari para ahli sejarah terkemuka di Indonesia. Salah satu tokoh penting yang aktif menyuarakan dukungan adalah Prof. Dr. Anhar Gonggong, ahli sejarah dari Lemhannas RI.
Dalam berbagai diskusi dan sarasehan, Prof. Gonggong menegaskan peran sentral M Jasin sebagai tokoh Polisi Istimewa yang ikut bertempur dalam Pertempuran Surabaya, yang menjadi momen penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Prof. Gonggong juga turut hadir sebagai pembicara pada beberapa acara penting, seperti sarasehan pada 18 November 2018 dan rapat umum PP Polri pada 10 Juni 2021, yang semakin memperkuat urgensi penetapan Hari Juang Polri sebagai momen nasional yang harus diakui.
Tidak hanya Prof. Gonggong, dukungan juga datang dari Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, M.S., Guru Besar Sejarah Indonesia dari Universitas Negeri Surabaya. Ia menyoroti peran penting Polisi Istimewa dalam Peristiwa Hari Pahlawan pada 10 November 1945, yang menjadi tonggak sejarah kepolisian Indonesia dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Prof Dr Aminuddin Kasdi MS (kiri) dan Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi (kanan)
Sementara itu, Prof. Dr. Der Sos Gumilar Rusliwa Soemantri, D.Sc., mantan Rektor Universitas Indonesia (UI) 2007 – 2013 dan anggota Senat Akademik PTIK/STIK, menekankan bahwa penentuan hari besar bagi sebuah institusi tidak hanya berdasarkan aspek politis, tetapi juga harus melalui pendekatan akademis yang rasional. Dalam hal penetapan Hari Juang Polri, ia berpendapat bahwa pendekatan rasional akademis adalah cara yang tepat, untuk memastikan bahwa penghargaan ini didasarkan pada fakta sejarah yang kuat dan relevan.
Dr. Abdul Wahid, M.Hum., M.Phil., Ketua Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya UGM, menambahkan bahwa meskipun Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi tidak memiliki latar belakang keilmuan sejarah, kecintaan dan kepeduliannya yang besar terhadap institusi Polri telah mendorongnya untuk menggali sejarah Polri secara mendalam. Menurut Dr. Wahid, sejarah adalah tentang memadukan wacana, fakta, dan data untuk menciptakan historiografi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang lengkap dan akurat.
Dukungan dari para promotor sejarah ini menjadi fondasi yang kokoh dalam upaya menjadikan Hari Juang Polri sebagai hari bersejarah yang tidak hanya diakui oleh institusi Polri, tetapi juga oleh bangsa Indonesia secara keseluruhan. Melalui kolaborasi antara ahli sejarah dan praktisi kepolisian, upaya ini berhasil memberikan penghormatan yang layak kepada para pahlawan Polri, serta memastikan bahwa warisan perjuangan mereka tetap hidup dalam ingatan bangsa.
Tantangan yang Dihadapi
Perjalanan 14 tahun ini penuh dengan hambatan. Di awal, resistensi birokrasi menjadi tantangan besar. Mendapatkan pengakuan formal dari institusi tidaklah mudah. Banyak pejabat yang kurang memahami urgensi pengakuan sejarah tersebut. Namun, Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi tidak menyerah. Ia terus mengupayakan penggalangan dukungan, baik dari kalangan senior Polri maupun pejabat tinggi hingga guru besar.
Salah satu langkah penting dalam perjuangannya adalah mengadakan sarasehan yang melibatkan para purnawirawan Polri dan Kapolri pada masanya. Setiap sarasehan menjadi ajang diskusi dan pencarian dukungan, meskipun tidak selalu berbuah hasil langsung. Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi terus melangkah dengan penuh dedikasi, menjalin komunikasi dengan berbagai pihak yang memiliki wewenang untuk mewujudkan cita-citanya.
Dengan diakuinya Hari Juang Polri, momen ini akan menjadi pengingat tahunan bagi seluruh anggota Polri, bahwa kepolisian bukan hanya sekedar penegak hukum, tetapi juga bagian dari perjuangan bangsa. Pengakuan ini tidak hanya memberi penghargaan kepada M Jasin dan rekan-rekannya, tetapi juga memberikan kebanggaan tersendiri bagi generasi polisi masa kini dan masa depan.
Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi berharap bahwa Hari Juang Polri akan menjadi momen refleksi dan kebanggaan bagi seluruh anggota Polri, serta menjadi inspirasi bagi mereka untuk terus mengabdi dengan penuh dedikasi kepada negara.
Perjuangan Komjen. Pol. Purn. Arif Wachjunadi selama 14 tahun untuk mengukuhkan Hari Juang Polri adalah bukti nyata bahwa dengan tekad dan ketekunan, sejarah dapat dirajut kembali dan dihidupkan untuk dikenang. Apa yang dimulainya sebagai inisiatif pribadi kini telah menjadi warisan nasional yang akan dirayakan setiap tahun. Hari Juang Polri bukan hanya sekedar peringatan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap sejarah, perjuangan, dan pengorbanan yang telah diberikan oleh Polri dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia.
Penulis:
Dian Purwanto