Jaribijak – Media sosial merupakan platfrom-platform online yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi, berbagai konten, dan terhubung dengan orang lain secara virtual. Media sosial juga memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sosial, psikologis, dan budaya. Lalu, kenapa anak di bawah umur harus memiliki batasan dalam menggunakan media sosial? Padahal media sosial memiliki dampak yang signifikan.
Pengguna media sosial perlu mengikuti praktik yang betanggung jawab dan bijaksana dalam penggunaan platform tersebut, serta mempertimbangkan dampaknya pada diri sendiri dan orang lain. Jika dikatakan media sosial memiliki dampak positif, tetapi juga terdapat risiko dan tantangan, seperti kecanduan media sosial, privasi dan keamanan sosial, serta dampak negatif pada kesehatan mental.
Sementara itu, beberapa platform media sosial memiliki batasan usia minimum yang ditetapkan mulai dari 13-21 tahun keatas. Dengan begitu orang dewasa harus terlibat aktif dalam memantau dan mengawasi aktivitas media sosial anak-anak, seperti memberikan batas waktu saat menggunakan media sosial, karena menggunakan media sosial dalam waktu yang terbatas dapat membantu anak terhindar dari kecanduan, dan masalah kesehatan mental.
Dampak Positif
Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial juga memiliki pengaruh positif bagi anak-anak, jika digunakan dengan baik, dan dapat pengawasan yang baik dari orang dewasa. Dalam segi komunikasi dan kenektivikasi, media sosial dapat membantu anak-anak untuk berkomunikasi dengan teman dan anggota keluarga yang jauh.
Berdasarkan hal tersebut, media sosial memiliki banyak sumber belajar dan informasi online yang tersedia melalui media sosial. Anak-anak dapat mengakses informasi tambahan, seperti tutorial, video pendidikan, dan bahkan kursus online. Hal ini dapat membantu meningkatkan pengetahuan mereka dalam berbagai bidang.
Dampak Negatif
Penggunaan media sosial bagi anak di bawah umur secara berlebihan dapat menyebabkan pengaruh negatif, mulai dari kecanduan karena kurang pengawasan dari orang dewasa, sehingga mereka mungkin merasa sulit untuk membatasi waktu yang mereka habiskan di platform tersebut. Lalu, dapat menggangu pola tidur anak karena paparan sinar biru dari layar handphone membuat tidur tidak berkulitas.
Oleh karena itu, penggunaan media sosial secara terus-menerus dapat mempengaruhi gangguan emosional karena media sosial bisa menjadi tempat tersebarnya konten-konten yang merugikan, seperti penghinaan, bullying, dan intimidasi sehingga anak-anak yang menjadi korban perilaku semacam itu dapat mengalami kecemasan, stres, dan depresi.
Selain itu, dapat mengganggu konsentrasi serta produktivitas anak dalam belajar, bahkan dapat berkurangnya interaksi sosial langsung dengan teman-teman dan anggota keluarga. Walaupun media sosial memberikan banyak informasi yang cepat menyebar, tetapi anak-anak belum memiliki kemampuan yang matang untuk membedakan informasi yang akurat, dan memilah informasi yang hoax atau benar di media sosial. Hal itu bisa menimbulkan pengaruh negatif bagi anak-anak.
Jadi, pentingnya bagi orang dewasa lebih memperhatikan dan membatasi anak-anak dalam menggunakan media sosial, serta memberikan pemahaman tentang risiko yang terkait. Ajarkan anak-anak tentang risiko yang mungkin mereka hadapi saat menggunakan media sosial, seperti penyebaran informasi palsu, intimidasi online, dll.
Untuk itu, tunjukan perilaku yang bertanggung jawab, dan penggunaan yang sehat. Dengan demikian media sosial dapat mengubah cara anak untuk berinteraksi, dan mengakses informasi. Pentingnya untuk terus memantau dan memahami dampak ini agar anak-anak dapat menggunakan media sosial secara bijak dan positif dalam membentuk budaya dari anak.
Baca Juga: Apa Itu Tiktok Music? Ini Fitur dan Cara Downloadnya!