Mark Zuckerberg Bajak Otak Brilian OpenAI, Shengjia Zhao Kini Pimpin Riset AI Meta

Jaribijak.com – Meta semakin menunjukkan keseriusannya dalam memimpin perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg ini kembali menarik perhatian publik dengan merekrut Shengjia Zhao, sosok kunci di balik kemajuan teknologi AI di OpenAI, termasuk ChatGPT dan GPT-4.

Zhao kini resmi bergabung ke dalam tim riset Meta Superintelligence Labs (MSL) sebagai Chief Scientist.

Pengumuman ini disampaikan langsung oleh CEO Meta, Mark Zuckerberg, melalui akun Threads pribadinya pada Jumat (25/7/2025).

Saya senang mengumumkan bahwa Shengjia Zhao akan menjadi Chief Scientist Meta Superintelligence Labs. Shengjia ikut mendirikan lab ini dan memimpin riset sejak hari pertama,” tulis Zuckerberg dalam unggahannya dikutip Senin (28/07).

Meski baru diumumkan secara publik, Zhao sebenarnya telah menjadi bagian dari tim MSL sejak awal pendiriannya.

Keputusan ini menandai langkah strategis Meta untuk memperkuat dominasi di bidang AI, sekaligus menyempurnakan barisan penelitinya dengan merekrut nama-nama yang memiliki rekam jejak luar biasa.

Shengjia Zhao dikenal luas sebagai arsitek penting di balik model penalaran AI yang menjadi fondasi pengembangan ChatGPT dan GPT-4.

Selain itu, ia juga berperan besar dalam pengembangan model AI pertama milik OpenAI, yakni o1.

Keterlibatannya dalam proyek-proyek besar tersebut menjadikannya aset berharga di dunia AI, dan kini Meta berhasil mengamankan jasanya untuk memimpin arah riset masa depan perusahaan.

Tidak hanya Zhao, Meta juga menggaet sejumlah peneliti lain dari OpenAI, seperti Jahui Yu, Shuchao Bi, Hongyu Ren, dan Trapit Bansal. Keempatnya kini bergabung dalam tim riset penalaran AI di bawah Superintelligence Labs.

Selain itu, Meta turut merekrut tiga peneliti AI dari kantor OpenAI di Zurich yang sebelumnya terlibat dalam proyek multimodality.

Langkah besar ini menunjukkan bahwa Meta tak sekadar membajak talenta, melainkan sedang menyusun kekuatan untuk menjadi pemimpin AI dunia.

Bahkan, tak hanya dari OpenAI, Meta juga merekrut pakar dari Google DeepMind, Anthropic, Apple, hingga Safe Superintelligence.

Zuckerberg diketahui melakukan pendekatan personal terhadap para kandidat terbaik.

Dalam beberapa kasus, ia mengirim email langsung dari akun pribadinya, bahkan mengundang mereka ke rumahnya di Lake Tahoe.

Selain pendekatan intensif, Meta juga menawarkan kompensasi tinggi bernilai delapan hingga sembilan digit.

Tawaran ini disebut sebagai “exploding offer”, yang berarti hanya berlaku dalam waktu sangat singkat, menunjukkan keseriusan Meta dalam perekrutan.

Lebih lanjut, Meta juga tengah membangun infrastruktur penunjang riset AI supercanggih. Salah satu proyek ambisius mereka adalah Promotheus, sebuah klaster komputasi cloud raksasa berkekuatan 1 gigawatt yang dibangun di Ohio, Amerika Serikat.

Infrastruktur ini dijadwalkan rampung pada 2026 dan diprediksi akan menjadi salah satu pusat pelatihan model AI terbesar di dunia.

Dengan langkah strategis merekrut tokoh-tokoh AI dari kompetitor dan membangun infrastruktur superkomputasi raksasa, Meta mempertegas visinya sebagai pemain utama dalam persaingan teknologi AI global.

Ambisi Mark Zuckerberg untuk menjadikan Meta sebagai pemimpin dalam era kecerdasan buatan kini terlihat semakin nyata dan agresif.

Mark Zuckerberg Bajak Otak Brilian OpenAI, Shengjia Zhao Kini Pimpin Riset AI Meta

Jaribijak.com - Meta semakin menunjukkan keseriusannya dalam memimpin perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). Perusahaan yang...

Jaga Kedaulatan Digital, Menkomdigi Atur Transfer Data Pribadi dalam Perjanjian Perdagangan

Jaribijak.com - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan bahwa kesepakatan perdagangan antara Indonesia...

OpenAI Rilis Fitur Baru, ChatGPT Kini Dapat Bertindak Atas Nama Pengguna

Jaribijak.com - OpenAI baru saja meluncurkan inovasi penting dalam teknologi kecerdasan buatan melalui fitur...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Too Many Requests