JariBijak.com – Penyebaran informasi yang cepat menggunakan media sosial memang sangat efektif terutama dalam menyebarkan hal-hal baru kepada publik. Namun, perlu diketahui tidak semua informasi yang diterima oleh kita bisa kita gunakan.
Salah satunya adalah tersebarnya istilah-istilah baru yang viral dan menjadi istilah gaul bagi sebagian orang. Namun, sebelum menggunakan istilah tersebut kita juga harus mengetahui apa arti yang sebenarnya.
Misalnya saja istilah body count yang saat ini banyak digunakan di media sosial ternyata tidak bisa digunakan secara sembarangan. Ada beberapa arti berbeda yang dimiliki dari istilah ini terutama mempunyai sifat yang ternyata berkaitan dengan hal negatif.
Melansir dari Britannica, istilah body count ternyata mempunyai arti penyebutan untuk angka orang yang terbunuh dalam sebuah peperangan, bencana, dan lain sebagainya. Sehingga, istilah ini mempunyai dampak yang negatif dan menjadi ancaman bagi yang mendengarnya.
Namun, saat ini istilah dari body count yang digunakan oleh orang-orang mempunyai makna yang sedikit berbeda. Istilahnya pun menjadi perbincangan publik dan istilah ini jarang digunakan oleh orang Indonesia karena jika digunakan tentunya menjadi kontroversi di kalangan warganet lainnya.
Body count sendiri berasal dari bahasa Inggris yang berarti ‘body‘ yaitu tubuh dan ‘count‘yang berarti hitungan. Berbeda dengan istilah medis yang artinya menghitung kematian korban, makna body count yang digunakan di media sosial adalah sebuah sebutan untuk menghitung berapa kali seseorang berhubungan intim dengan lawan jenisnya.
Maka dari itu, istilah body count juga tidak bisa digunakan secara sembarangan dan harus digunakan dengan bijak. Karena penyampaiannya tidak bisa dilakukan sembarangan terutama di Indonesia saat ini.
Seperti diketahui, berhubungan intim dengan banyak pasangan yang berbeda-beda merupakan sebuah tindakan penyimpangan seksual yang bisa mengancam kesehatan orang tersebut. Karena, orang itu bisa terkena penyakit seksual yang merugikan dirinya.
Baca Juga: Pengaruh Media Sosial terhadap Pola Pikir Manusia