JariBijak.com – Alasan anak-anak mudah kecanduan TikTok belum banyak yang mengetahui. Sejak diluncurkan pada 2017, aplikasi video berdurasi pendek ini kini menjadi aplikasi media sosial terpopuler di dunia. Melansir data Statista, per Januari 2022, TikTok memiliki 1.000 juta pengguna aktif, .
Sebagian pengguna aktif di antaranya berasal dari kalangan anak-anak. Padahal anak yang kecanduan TikTok rentan sejumlah bahaya, salah satunya gangguan psikis. “Klip video TikTok dirancang untuk terus menarik perhatian dan sangat sulit untuk berpaling bagi siapa pun untuk berhenti menonton, termasuk anak-anak,” kata Michael Manos dari Cleveland Clinic Children’s.
Dihimpun dari Cyber Purify, berikut sejumlah alasan anak-anak cenderung mudah kecanduan TikTok menurut para ahli:
1. Durasi Video TikTok yang Singkat
Penelitian pada 2016 oleh Rosalind Franklin University of Medicine and Science mengungkap rata-rata anak usia 4-15 menghabiskan 80 menit menonton TikTok sehari. Sedangkan video biasanya hanya berdurasi sekitar 15 detik. Ini berarti aplikasi milik Cina tersebut telah melibatkan anak-anak untuk menelusurinya sekitar 320 video sehari.
Menurut ahli Philipp Lorenz-Spreen dari Max Planck Institute for Human Development, sajian video TikTok yang relatif singkat ketimbang aplikasi video sejenis lainnya membuat penggunanya terdorong untuk terus mencari konten dan informasi baru. Sistem kerja otak secara tidak langsung diajak untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku yang memberi kesenangan.
2. Anak Bebas Mengakses tanpa Batasan
Mekanisme TikTok sangat berbeda dengan YouTube yang mengharuskan pengguna masuk untuk melihat video konten dewasa. TikTok tidak perlu itu sehingga anak dimungkinkan dapat menonton semua konten tanpa adanya batasan umur sekalipun. Siapa pun yang memiliki tautan ke video dapat mengaksesnya, baik melalui situs web maupun aplikasi TikTok.
Absennya label konten 13+ atau 18+ di TikTok, menurut ahli, menjadi alasan utama mengapa TikTok buruk untuk anak-anak. Anak-anak berisiko terpengaruh oleh konten dewasa, seperti gambar terbuka, berbau seksual, kekerasan, dan lainnya. Ini pada akhirnya berdampak buruk pada tumbuh kembang anak.
3. Algoritma TikTok Membuat Anak Kecanduan
Platform jejaring sosial seperti TikTok dan Instagram menggunakan algoritma untuk memahami secara mendalam perilaku pengguna. Ini mencakup video apa yang mereka suka atau tidak suka. Sebagai contoh, ketika anak menonton video tertentu dengan durasi lama bahkan sampai membagikannya, algoritma menggap anak menyukai genre video tersebut.
Algoritma kemudian mengevaluasi setiap video yang diunggah dan memperkirakan kemungkinan anak akan menyukainya menggunakan informasi yang dikumpulkan. Dengan begitu, anak-anak betah menonton konten-konten video TikTok dalam jangka waktu lama.
Baca Juga: Ini Cara Mengetahui Tanggal Berapa Anda Bergabung di Media Sosial Instagram