Jaribijak.com – Indonesia mendapatkan dukungan dari sejumlah perusahaan besar asal Amerika Serikat dalam upayanya untuk menegosiasikan tarif impor yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Dukungan ini datang dari perusahaan-perusahaan teknologi ternama seperti Google, Amazon, Microsoft, Boeing, serta sejumlah asosiasi bisnis seperti Semiconductor Industry Association, US-ASEAN Business, US-IBC, dan USINDO.
“Semua pihak tersebut mendukung langkah Indonesia dalam memperjuangkan keadilan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam pernyataannya.
Rangkaian pertemuan penting dilakukan oleh delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Washington D.C.
Delegasi tersebut berupaya membangun komunikasi intensif dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah AS, asosiasi bisnis, dan para pengusaha besar.
“Kami sudah bertemu dengan berbagai tokoh penting, seperti Ambassador Greer dari USTR (United States Trade Representative), Secretary Commerce Howard Lutnick, dan Secretary of Treasury Scott Bessent. Selain itu, pagi tadi kami juga bertemu dengan Director of National Economic Council Kevin Hassett di West Wing (White House),” terang Airlangga.
Melalui pertemuan ini, Indonesia menerima masukan positif yang menunjukkan apresiasi terhadap langkah-langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk memperkuat hubungan perdagangan bilateral.
Salah satu perkembangan penting adalah penandatanganan Non-Disclosure Agreement (NDA) atau Perjanjian Kerahasiaan dengan USTR.
Langkah ini membawa hubungan perdagangan kedua negara ke tahap negosiasi teknis.
“Indonesia sekarang menjadi salah satu dari 20 negara yang telah mencapai fase negosiasi teknis,” jelas Airlangga.
Ia menambahkan bahwa Indonesia tetap memprioritaskan kepentingan nasional dalam setiap proses perundingan.
Di sisi lain, pendekatan yang dilakukan Indonesia diterima dengan baik oleh berbagai instansi pemerintah AS, termasuk USTR, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Keuangan AS.
5 Poin Strategis Indonesia
Dalam upayanya, Indonesia mengajukan lima poin strategis untuk memastikan kerja sama perdagangan yang adil. Kelima poin tersebut adalah:
-
Menjaga Ketahanan Energi Nasional: Indonesia berkomitmen untuk memastikan ketersediaan energi dalam negeri.
-
Akses Pasar ke AS: Mendorong kebijakan tarif yang kompetitif bagi produk ekspor Indonesia.
-
Deregulasi untuk Investasi: Mempermudah perdagangan dan investasi demi menciptakan lapangan kerja baru.
-
Kerja Sama Rantai Pasok Strategis: Memperoleh nilai tambah melalui kolaborasi di sektor industri strategis dan mineral kritis.
-
Akses Teknologi dan Ilmu Pengetahuan: Meningkatkan kolaborasi dalam bidang kesehatan, pertanian, dan energi terbarukan.
Airlangga menegaskan bahwa momen ini tidak hanya penting untuk negosiasi tarif impor, tetapi juga untuk mendorong reformasi struktural yang sedang dilakukan oleh Indonesia. “Kami melihat momentum yang baik untuk mendorong reformasi demi memperkuat perdagangan dan investasi,” ungkapnya.
Sebagai langkah berikutnya, pemerintah Indonesia akan melakukan konsultasi internal dengan berbagai pemangku kepentingan dalam negeri serta melanjutkan komunikasi dengan pihak AS. Negosiasi ini diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Dukungan yang diberikan oleh perusahaan besar AS menjadi sinyal positif bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dan AS berada di jalur yang konstruktif. Dengan strategi yang matang dan pendekatan diplomatik yang solid, Indonesia optimis dapat mencapai hasil yang sesuai dengan kepentingan nasional.