Jaribijak.com – Penggunaan ChatGPT dari OpenAI telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan digital banyak orang.
Namun, tahukah Anda bahwa mengucapkan “tolong” dan “terima kasih” dalam interaksi dengan chatbot ini ternyata memiliki dampak finansial?
Menurut CEO OpenAI, Sam Altman, kesopanan pengguna terhadap model kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) ini dapat menyebabkan perusahaan mengeluarkan biaya hingga jutaan dollar per tahun.
Dalam sebuah unggahan di X (sebelumnya Twitter), Altman menjawab pertanyaan warganet terkait konsumsi listrik yang dihasilkan oleh penggunaan ChatGPT.
“Puluhan juta dollar terpakai dengan baik. Anda tidak akan pernah tahu,” tulis Altman dalam cuitannya.
Pernyataan ini merujuk pada biaya operasional yang melonjak akibat tingginya permintaan pemrosesan dari model AI.
Secara teknis, setiap ungkapan sopan seperti “please” dan “thank you” membutuhkan tambahan token untuk diproses.
Token-token ini adalah unit penghitungan dalam sistem pemrosesan AI, dan setiap interaksi membutuhkan token tertentu.
Misalnya, kata-kata sopan tersebut menambah 2–4 token per permintaan. Biaya per token memang terbilang kecil, hanya sekitar $0,0000015 hingga $0,000002 per exchange, namun akumulasi dari miliaran interaksi pengguna dapat menghasilkan angka yang signifikan.
Selain biaya token, konsumsi energi merupakan aspek penting yang turut memperbesar pengeluaran OpenAI.
Sistem berbasis AI seperti ChatGPT memerlukan daya pemrosesan tinggi yang melibatkan perangkat keras seperti GPU dan TPU.
Proses pelatihan model AI juga membutuhkan listrik dalam jumlah besar, dengan konsumsi energi mencapai ribuan megawatt-hour (MWh).
Untuk melatih model GPT-4 selama sekitar 90 hari, diperlukan hingga 62.000 MWh listrik, setara dengan kebutuhan energi 1.000 rumah tangga Amerika Serikat selama lima hingga enam tahun.
Pemrosesan setiap permintaan pengguna juga menghasilkan panas signifikan, sehingga memerlukan sistem pendingin canggih untuk menjaga performa hardware.
Sistem pendingin ini, seperti pendingin cair dan AC industri, menambah beban listrik secara keseluruhan.
Meskipun biaya operasional ini terbilang tinggi, Altman mengindikasikan bahwa OpenAI tidak terlalu mempermasalahkan tambahan biaya dari kesopanan pengguna.
Ucapan “tolong” dan “terima kasih” mencerminkan interaksi yang lebih manusiawi, sebuah tujuan yang sejalan dengan visi OpenAI dalam menciptakan kecerdasan buatan yang etis dan inklusif.
Di sisi lain, fenomena ini juga menyoroti tantangan keberlanjutan energi dalam pengembangan AI.
Konsumsi energi yang besar oleh teknologi seperti GPT menunjukkan perlunya inovasi dalam efisiensi energi dan sumber daya.
Dengan pertumbuhan pesat penggunaan AI, perusahaan seperti OpenAI diharapkan mampu menemukan solusi yang lebih ramah lingkungan untuk mendukung operasional mereka.
Kesopanan kecil seperti “terima kasih” mungkin terlihat sederhana, tetapi dalam konteks teknologi dan operasional AI, hal ini menjadi contoh unik bagaimana perilaku pengguna dapat memengaruhi biaya global secara nyata.