JariBijak.com – Dalam era digital yang penuh dinamika, media memiliki peran krusial dalam membentuk pandangan dan sikap masyarakat, termasuk dalam isu keberagamaan. Media, baik itu media massa maupun media sosial, dapat menjadi alat yang efektif untuk memperkuat moderasi beragama.
Moderasi beragama menekankan keseimbangan, toleransi, dan penghormatan terhadap perbedaan, sehingga penting untuk memanfaatkannya dalam membangun perdamaian antar umat beragama.
Pandangan dari Prof. Dr. Ali Mochtar Ngabalin, seorang tokoh intelektual dan praktisi komunikasi, menawarkan wawasan strategis tentang bagaimana media dapat digunakan untuk menyebarkan pesan damai dan moderat, khususnya di masyarakat majemuk seperti Indonesia.
Artikel ini akan mengulas cara media menjadi alat penyebar pesan damai antar umat beragama, dengan langkah-langkah praktis berdasarkan panduan beliau.
Moderasi Beragama dan Peran Media
Apa Itu Moderasi Beragama?
Moderasi beragama adalah sikap yang mengedepankan keseimbangan dalam menjalankan agama, tanpa mengarah pada ekstremisme atau sikap intoleran. Di Indonesia, konsep ini sangat relevan karena keberagaman agama, budaya, dan etnis yang menjadi karakteristik bangsa.
Moderasi beragama mencakup tiga pilar utama:
- Komitmen Kebangsaan, yang menempatkan nilai persatuan sebagai prioritas.
- Toleransi, yaitu menghormati perbedaan dan menerima keberagaman
- Anti Kekerasan, yakni menolak segala bentuk tindakan ekstrem yang merugikan pihak lain.
Peran Media dalam Moderasi Beragama
Media memiliki kekuatan besar untuk membentuk opini publik dan menyampaikan pesan kepada audiens yang luas. Menurut Prof. Dr. Ali Mochtar Ngabalin, media dapat berfungsi sebagai:
- Penyebar Informasi, dengan menyajikan berita yang akurat dan berimbang.
- Fasilitator Dialog, dengan menciptakan ruang diskusi yang sehat antar kelompok.
- Alat Edukasi, dengan menyampaikan nilai-nilai moderasi beragama kepada masyarakat.
Melalui pendekatan yang tepat, media bisa menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai kelompok agama, mendorong harmoni, dan mengurangi konflik.
Media sebagai Alat Penyebar Pesan Damai
- Memanfaatkan Media Sosial untuk Kampanye Moderasi Beragama
Media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube telah menjadi platform utama dalam komunikasi modern. Dengan pengguna aktif yang mencapai miliaran orang di seluruh dunia, media sosial memungkinkan pesan moderasi beragama disebarluaskan secara cepat dan efektif.
Strategi Praktis:
- Konten Edukatif: Buat video pendek, infografis, atau artikel singkat yang menjelaskan pentingnya moderasi beragama.
- Hashtag Positif: Gunakan tagar seperti #DamaiBersama, #ModerasiBeragama, atau #HarmoniIndonesia untuk memperkuat kampanye.
- Kolaborasi Tokoh Agama: Libatkan pemuka agama dari berbagai latar belakang untuk membuat konten bersama.
- Mengembangkan Program Televisi dan Radio Bernuansa Moderasi
Menurut Ali Mochtar Ngabalin, media tradisional seperti televisi dan radio tetap relevan untuk menyampaikan pesan damai. Program yang mengangkat cerita keberagaman dan toleransi dapat menjadi inspirasi bagi audiens yang lebih luas.
Contoh Program:
Talkshow Keagamaan: Menghadirkan tokoh agama untuk berdiskusi tentang pentingnya toleransi dan moderasi.
Cerita Inspiratif: Menampilkan kisah nyata tentang komunitas yang berhasil hidup damai meski berbeda agama.
- Jurnalisme Damai: Melaporkan dengan Perspektif Moderasi
Media massa memiliki tanggung jawab besar dalam menyampaikan berita yang akurat dan tidak memprovokasi. Dalam konsep jurnalisme damai, wartawan dituntut untuk melaporkan konflik dengan cara yang membangun, bukan memperkeruh suasana.
Prinsip Jurnalisme Damai:
- Fokus pada Solusi: Alih-alih hanya melaporkan konflik, soroti upaya perdamaian yang dilakukan oleh pihak terkait.
- Bahasa Netral: Hindari penggunaan istilah yang dapat memicu kebencian atau memperbesar perbedaan.
- Verifikasi Data: Pastikan informasi yang disampaikan telah diverifikasi untuk menghindari hoaks.
Prof. Dr. Ali Mochtar Ngabalin menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif dalam menyebarkan pesan moderasi melalui media. Berikut adalah beberapa pandangan dan saran beliau:
- Mengedepankan Nilai Kebangsaan:
Menurut beliau, media harus menanamkan nilai kebangsaan dalam setiap pesan yang disampaikan. Ini bertujuan untuk memperkuat rasa persatuan di tengah keberagaman.
- Membangun Narasi Positif:
Narasi positif tentang kehidupan antar umat beragama dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat. Media harus fokus pada hal-hal yang memperkuat kebersamaan, seperti kerja sama lintas agama dalam menghadapi bencana atau kegiatan sosial.
- Melibatkan Generasi Muda:
Ali Mochtar Ngabalin juga mendorong peran generasi muda sebagai agen perubahan dalam moderasi beragama. Media bisa menciptakan ruang untuk konten kreatif yang dikembangkan oleh anak muda, seperti vlog, podcast, atau web series bertema toleransi.
Tantangan dan Solusi
Tantangan:
- Hoaks dan Provokasi: Informasi palsu yang menyudutkan kelompok agama tertentu dapat menyebar dengan cepat.
- Polarisasi Sosial: Media sosial sering menjadi arena pertikaian ideologi yang memperkeruh hubungan antar kelompok.
- Kurangnya Literasi Media: Banyak masyarakat yang belum mampu memilah informasi yang benar dari yang salah.
Solusi
- Peningkatan Literasi Digital: Edukasi masyarakat tentang cara mengenali berita palsu dan memahami pentingnya moderasi.
- Pemberdayaan Media Lokal: Libatkan media lokal untuk menyampaikan pesan damai yang lebih kontekstual.
- Pengawasan Konten: Pemerintah dan platform media sosial harus bekerja sama untuk menghapus konten provokatif dan menyebarkan konten positif.
Media memiliki peran strategis dalam memperkuat moderasi beragama dan membangun perdamaian antar umat. Dengan memanfaatkan kekuatan media sosial, televisi, radio, dan jurnalisme damai, pesan moderasi dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Panduan dari Prof. Dr. Ali Mochtar Ngabalin memberikan arahan konkret tentang bagaimana media dapat menjadi alat yang efektif untuk menciptakan harmoni di tengah keberagaman.
Dalam konteks Indonesia yang majemuk, pemanfaatan media secara bijak akan menjadi kunci untuk menciptakan masyarakat yang toleran, damai, dan bersatu. Semoga upaya bersama ini dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih harmonis.
Penulis: Geralda Talitha R.
Baca Juga:Kesan Arif Wachjunadi pada Grand Opening Showroom GWM Fatmawati