JariBijak – Siapa yang tidak memiliki media sosial saat ini? Hampir setiap orang memilikinya dan berbagi banyak hal di sana. Sayangnya, penelitian terbaru justru menunjukkan bahwa penggunaan media sosial meningkatkan tingkat depresi seseorang.
Depresi adalah kondisi gangguan suasana hati kronis yang menyebabkan rasa sedih mendalam yang sulit diobati.
Depresi bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang karena memengaruhi cara berpikir, fungsi tubuh, dan pola tidur. Bahkan, menurut World Health Organization (WHO), 1 dari 20 orang dewasa mengalami depresi.
Penggunaan sosial media berlebih ternyata buruk bagi kesehatan mental dan meningkatkan risiko seseorang terkena depresi. Bagaimana penjelasannya?
Menurut studi terbaru di University of Arkansas, peningkatan risiko depresi pada pengguna media sosial. Hasil studi ini telah dipublikasikan pada Journal of Affective Disorders Reports.
Penelitian ini dilakukan selama enam bulan dan melibatkan 978 orang responden berusia 18 sampai 30 tahun.
Responden ini mengisi kuesioner yang mengukur tingkat depresi mereka, durasi penggunaan media sosial, serta tipe karakteristik seseorang.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa gejala awal depresi pada pengguna media sosial paling banyak ditemukan pada dewasa muda.
Gejala awal tersebut meliputi gangguan perilaku lainnya, seperti penggunaan zat atau obat terlarang, ketidakmampuan memecahkan masalah, serta kecanduan dalam berbagai bentuk, seperti kecanduan media sosial seks.
Setiap tipe karakteristik manusia ternyata menunjukkan kesamaan, semuanya mengalami peningkatan depresi seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial.
Bagaimana Cara Mencegah Depresi Akibat Media Sosial?
Dr. Lisa W. Coyne, asisten profesor psikologi di Harvard Medical School, menjelaskan bahwa mencegah depresi pada pengguna media sosial jauh lebih sulit dibandingkan yang kita bayangkan.
Seseorang bisa saja dengan mudah berkata untuk membatasi penggunaan media sosial. Namun, faktanya media sosial dibuat untuk mendapatkan perhatian kita.
Media sosial terus menarik perhatian kita hingga kita terus berinteraksi dengannya dan membangun perilaku tertentu.
Bagi orang yang sudah terlanjur terbiasa menggunakan media sosial secara aktif perlu memiliki keinginan yang kuat untuk melawan rasa tidak nyaman ketika kehilangan keberadaan media sosial dalam kesehariannya.
Salah satu langkah nyata yang bisa dilakukan adalah dengan mengisi waktu yang bisa digunakan untuk sekadar scrolling di media sosial.
Pilih kegiatan yang sederhana dan mudah dilakukan, namun memiliki manfaat yang lebih baik, misalnya berjalan kaki, membaca buku, beres-beres rumah, atau menelepon teman.
Baca Juga: Pengguna Media Sosial Harus Cerdas