JariBijak – Banyak orang kerap kali tidak sadar bahwa jejak digital, atau setiap yang mereka unggah di media sosial atau internet abadi. Oleh sebab itu, penting untuk bisa memilah mana yang sebaiknya diunggah ke media sosial.
Dalam Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Wilayah Sumatera di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara ini, Peneliti dan Founder Literasi Salam Pelosok Negeri, Muhammad Basiq El-Fuadi perubahan gaya hidup yang serba digital menawarkan kemudahan dan kepraktisan, ini menjadikan masyarakat juga semakin nyaman dan percaya dalam melakukan aktivitas transaksi digital pada gadget atau gawai.
Itu menurutnya perlu kompetensi keamanan digital untuk mengamankan identitas dan perangkat digital, mewaspadai penipuan, paham rekam jejak digital, serta keamanan digital bagi anak.
“Waspada rekam jejak digital di dunia internet, pastikanlah keamanan dari gawai dan media digital yang kita punya termasuk media sosial dan aplikasi perpesanan dengan menggunakan password yang kuat dan pastikan mengaktifkan two factor Authentication (2FA),” jelasnya.
Content Creator dan Key Opinion Leader, Alfi Siregar menyebut media sosial marak digunakan di Indonesia untuk menghasilkan uang dengan cara memproduksi konten yang disukai. Selain itu, media sosial bisa digunakan sebagai marketplace atau tempat jual beli dengan transaksi melalui dompet digital, lokapasar, atau e-commerce.
“Dengan menggunakan dompet digital seperti ovo, shopee pay, dana, gopay, dll, membuat kita lebih mudah dalam mendapatkan apa yang kita inginkan tapi tetap ingat teman-teman tetaplah untuk berhemat dan tidak boros meski transaksi sudah jauh lebih mudah,” ungkap Alfi Siregar.
Sedangkan Kabid Pembinaan dan Ketenagaan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Suhendri mengatakan jika mampu menghindari cyberbullying, ujaran kebencian, penyebaran video dan hal-hal yang negatif, maka akan dicap sebagai orang yang cakap bermedia digital.
Baca Juga: Jangan Berlebihan! Ini Dampak dari Oversharing di Media Sosial