Umumnya orang menggunakan media sosial untuk meredakan stres atau melampiaskan sesuatu, mulai dari mengkritik, menyerukan sesuatu kampanye, maupun melihat video lucu.
Namun sering kali unggahan seseorang justru berdampak stres.
Penggunaan media sosial berlebih dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan mental.
Bahkan, penggunaan media sosial disebut sebagai salah satu penyebab depresi.
Kaitan antara depresi dan media sosial tidak hanya seputar tekanan sosial untuk membagikan atau mengikuti berita terkini.
Munculnya kondisi kejiwaan yang satu ini juga disebabkan oleh kecenderungan pengguna sosial media membandingkan dirinya dengan keberhasilan yang dicapai orang lain.
Saat melihat teman atau kerabat yang memiliki pekerjaan yang bagus, pasangan yang baik, serta rumah yang indah, seseorang dapat merasa turut berbahagia.
Namun tidak jarang, rasa iri yang dapat memicu depresi, justru muncul. Bahkan perasaan ini memicu keinginan bunuh diri, ketika melihat pencapaian tidak sebanding dengan orang lain.
Hubungan depresi dan media sosial, juga berkaitan dengan koneksi teman-teman di jejaring tersebut maupun tidak bertatap muka secara langsung.
Hal tersebut membuat koneksi yang terbentuk menjadi kurang memuaskan secara emosional, sehingga memicu munculnya rasa terisolasi dari kehidupan sosial.
Media sosial tidak selamanya buruk untuk kesehatan mental.
Beberapa dampak sosial media yang positif juga bisa seperti: dapat menginspirasi gaya hidup sehat, sebagai sarana untuk menyebarkan bantuan, serta membantu menemukan solusi bagi persoalan hidup.