Jakarta –
Kontroversi aturan privasi baru WhatsApp membuat jutaan pengguna mencoba layanan rival, terutama Signal dan Telegram. Akankah fenomena ini berlanjut dan WhatsApp akhirnya tersalip atau tumbang?
Prediksi dari pakar meramalkan takkan ada yang berubah atau hanya sedikit saja. WhatsApp yang saat ini memiliki 2 miliar pengguna aktif disebut sangat sulit tergoyahkan.
Memang WhatsApp terkesan panik sampai menunda aturan privasi baru dan gencar menyuarakan bahwa privasi pengguna tak terganggu, tapi diprediksi pengguna WhatsApp tetap melimpah.
“Seberapa besar dampaknya bagi Facebook? Sangat kecil. Orang-orang menghabiskan waktu di WhatsApp sama banyaknya dibandingkan sebelum aturan baru itu diumumkan,” menurut perusahaan analitik Apptopia yang dilansir Bloomberg dan dikutip detikINET, Senin (1/2/2021).
Hal semacam ini juga sudah pernah terjadi sebelumnya. Facebook dan anak perusahaannya, baik WhatsApp, Instagram ataupun Messenger terkadang mengumumkan aturan baru. Para user kemudian marah, tapi hanya sesaat dan kembali menggunakan layanan mereka.
Memang adopsi Signal dan Telegram meroket, bahkan menggulingkan posisi WhatsApp di beberapa negara soal jumlah download baru. Namun tidak berarti di saat yang sama, mereka juga menghapus WhatsApp.
“Bahkan meski makin banyak orang mengunduh layanan rival, hanya ada sedikit bukti bahwa mereka menjadi lebih sedikit menggunakan WhatsApp sebagai konsekuensinya. Basis usernya sedemikian besar sehingga orang harus tetap berada di platform itu jika ingin tetap berkomunikasi dengan kontak spesifik,” sebut Bloomberg lagi.
Dahulu pun ketika ramai skandal kebocoran data Cambridge Analytica, seruan untuk menghapus Facebook menggema di mana-mana tapi sampai sekarang statusnya masih tetap jejaring sosial terbesar di dunia. WhatsApp diramalkan punya nasib baik yang sama.
Simak Video “Mengenal Pendiri Telegram dan Signal yang Kerap Menyerang WhatsApp“
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fay)