Jakarta – Seorang pria viral di media sosial lantaran melakukan parkour dari atas Flyover Kemayoran, Jakarta Pusat. Pria bernama Marhaenis Fansa ini mengaku sudah mempertimbangkan risiko dan keselamatannya sebelum terjun dari atas ketinggian Flyover Kemayoran.
Fansa menceritakan aksi parkour yang kemudian viral itu dilakukan pada Jumat (19/2) lalu di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat. Dia mengaku melompat sejauh 3 meter dari Flyover Kemayoran ke sebuah gedung setinggi 3 meter.
“Saya yang ajakin (teman) buat (parkour) di spot itu dan aku kayak ngebuletin tekat 2021 ini, saya lompatin panjang hampir 3 meter itu, tinggi gedung ke bawah 3 meter lebih,” kata Fansa saat dihubungi detikcom, Senin (22/2/2021).
Fansa menceritakan niat untuk melakukan parkour di gedung tersebut sudah ada sejak 2018. Dia terinspirasi sejumlah praktisi parkour internasional. Dia mengaku ingin menunjukkan aksi parkour juga bisa dilakukan oleh orang Indonesia.
“Saya coba wujudkan itu seperti yang terjadi di luar sana, banyak orang luar negeri yang lakukan itu, di pikiran saya kok di Indonesia nggak ada sih? Apa karena nggak bisa atau gimana? Di pikiran liar saya kayak gitu, okelah kalau nggak ada kenapa nggak mencetuskan? Akhirnya saya lihat gedung itu di 2018 dan itu saya bener-bener merhatiin ini saya bisa nggak ya? Saya yakin nggak ya? Akhirnya di 2018 itu saya hanya lihat dan mantau doang,” bebernya.
Setelah itu, Fansa mempersiapkan diri untuk melakukan aksi parkour-nya di lokasi tersebut. Fansa terus berlatih dan mengumpulkan keberanian untuk melakukan lompatan yang lebih tinggi. Fansa lalu memutuskan untuk melakukan aksinya pada 2021.
Beberapa hari sebelum beraksi, Fansa mengaku sudah mempertimbangkan faktor keamanan di sekitar lokasi, mulai dari kondisi kendaraan yang lewat hingga cuaca di lokasi. Dia juga mengaku sempat berlatih sebelum melakukan aksinya.
“Beberapa hari sebelumnya saya cek spot dulu, ngeliat, sampai awalnya liat spot dari G-maps dari fotonya, oke bisa. Baru lihat langsung cek spot, jarak seberapa kira-kira, itu malem-malem juga bisa nggak ya, itu memang sudah lihat, kendaraan yang lewat, seberapa, di jam berapa sepinya dan gimana supaya nggak membahayakan gimana, supaya nggak undang kecelakana juga. Angin saya ukur, hujan juga saya ukur, sampai saya ukur semua, udah diukur semua, saya latihan di rumah,” jelasnya.