Kelompok kajian Villa Mutiara ini merupakan jaringan teroris yang terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di wilayah Makassar.
Mereka juga terlibat langsung dalam aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral, Makassar beberapa waktu lalu.
Rusdi mengatakan, para terduga teroris yang berada di Makassar saling mengenal dengan yang ditangkap di wilayah Merauke. Beberapa di antaranya merupakan warga Makassar yang kemudian menetap di Merauke sebelum ditangkap.
“Di antara mereka sudah saling kenal orang-orang di Merauke. Mereka pernah ketemu,” ujarnya.
Menurut Rusdi, para terduga teroris itu berada di wilayah Merauke usai melihat aktivitas penegakan hukum yang tinggi oleh Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri. Mereka pun melakukan rencana-rencana aksi teror di luar wilayah yang biasa dilakukan.
“Tentunya mereka pun akan mencoba keluar daripada aktivitas itu. Akhirnya di antara mereka ada yang keluar dari Makassar menuju ke Merauke,” tandas dia.
Sebelumnya Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono mengatakan, tim Densus 88 menduga para terduga teroris tersebut merencanakan aksi teror di gereja.
Selain gereja, lanjut Argo, komplotan terduga teroris ini juga diduga berencana mengebom Polres Merauke. Sasaran mereka, menurutnya, adalah untuk menyebarkan aksi teror.
Polisi menyebut para terduga teroris itu telah melakukan baiat atau sumpah setia ke Negara Islam Irak-Suriah (ISIS).
Dalam hal ini, Argo menjelaskan, orang-orang itu tergabung dalam grup di aplikasi pesan singkat WhatsApp atau Telegram yang bermuatan ekstremisme.
(mjo/psp)