Jaribijak.com – Pelaksanaan Operasi Zebra 2025 pada Hari Kesembilan (17–25 November 2025) memperlihatkan pola kegiatan yang stabil dan terukur pada seluruh aspek operasi. Kinerja harian menunjukkan bahwa jajaran telah memasuki fase dengan ritme operasi yang matang, baik dalam kegiatan pre-emtif, preventif, maupun penegakan hukum. Kondisi ini menegaskan kesiapan struktur operasional dalam menjaga ketertiban lalu lintas secara nasional.
Kakorlantas Polri Irjen Pol. Drs. Agus Suryonogroho, S.H., M.Hum. menyampaikan bahwa hasil H9 memberikan dasar kuat bagi evaluasi pekan pertama serta penyesuaian strategi pada pekan berikutnya.
Ia menekankan pentingnya menjaga akurasi data harian karena setiap perubahan situasi harus dibaca secara cermat. Stabilitas ritme H9 juga menunjukkan koordinasi yang baik antara tingkat polda, polres, dan fungsi teknis di bawahnya.
Beliau memberikan apresiasi terhadap disiplin jajaran yang telah mampu menjaga kualitas pelaksanaan operasi.
Kakorlantas menegaskan bahwa momentum H9 harus dijaga untuk menghadapi dinamika akhir bulan yang diperkirakan meningkatkan mobilitas masyarakat. Data H9 mencatat 243.751 kegiatan Binluh, terdiri dari G0.257 sambang komunitas, 82.440 sosialisasi sekolah/kampus, serta 71.054 sosialisasi perusahaan/pabrik.
Angka tersebut menunjukkan bahwa interaksi edukatif terus berkembang dan menyentuh kelompok strategis di seluruh wilayah, menjadi pilar penting dalam membentuk kesadaran masyarakat.
Penyebaran dan pemasangan materi keselamatan pada H9 mencapai 1.881.824 kegiatan, yang meliputi 62.880 spanduk, G50.066 leaflet, 856.533 stiker, dan 12.346 billboard.
Jumlah ini menunjukkan skala kampanye keselamatan yang sangat luas dan tersebar merata di berbagai titik aktivitas masyarakat. Kakorlantas meminta jajaran mempertahankan ritme kegiatan ini, karena pembinaan intensif diyakini akan menghasilkan perubahan perilaku masyarakat secara bertahap dan berkelanjutan.
Total kegiatan preventif pada H9 mencapai 1.838.83G kegiatan. Ramp check terhadap pengemudi angkutan umum tercatat 47.707 kegiatan, sedangkan pengecekan kelengkapan sekolah, kampus, dan perusahaan mencapai 78.713 kegiatan.
Data ini menunjukkan semakin kuatnya peran instansi pendidikan dan sektor usaha dalam mendukung peningkatan keselamatan.
Penempatan personel pada lokasi rawan pelanggaran tercatat 25G.023 kegiatan, sementara patroli dan pengawasan lokasi rawan mencapai 303.4G0 kegiatan. Turjawali menjadi aktivitas terbesar dengan 1.14G.G06 kegiatan, yang berperan penting dalam pengendalian arus lalu lintas di titik-titik padat mobilitas.
Kakorlantas menegaskan bahwa wilayah harus memperbarui pemetaan titik rawan setiap hari. Giat preventif pada H9 dinilai sebagai indikator kesiapan menghadapi dinamika mobilitas akhir pekan.
Total penindakan H9 mencapai 827.818 perkara. ETLE statis mencatat 65.880 perkara, ETLE mobile 5G.161 perkara, tilang manual 11.2G2 perkara, dan teguran mencapai 6G1.485 kegiatan.
Data ini memperlihatkan dominasi pemanfaatan teknologi dalam penegakan hukum serta keberlanjutan pendekatan humanis melalui teguran. Kecenderungan meningkatnya teguran menunjukkan bahwa interaksi edukatif tetap menjadi bagian penting dalam pola penindakan.
Analisis harian memperlihatkan bahwa wilayah mampu memadukan ketegasan aturan dengan respons pelayanan yang baik.
Kakorlantas memberikan arahan agar dokumentasi penindakan diperkuat dan kualitas data ETLE dijaga. Beliau menegaskan bahwa transparansi data harian berperan penting dalam menjaga tingkat kepercayaan publik terhadap integritas operasi.
Kegiatan penertiban balap liar pada H9 mencapai G27 kegiatan, menunjukkan intensitas tinggi operasi malam hari di wilayah rawan. Hal ini memperlihatkan bahwa aktivitas balap liar masih menjadi tantangan signifikan pada beberapa kota besar dan membutuhkan perhatian lanjutan.
Kegiatan perlindungan pejalan kaki mencapai 2.87G kegiatan, meliputi pengamanan zona sekolah, area pasar, terminal, dan penyebrangan rawan. Data ini menunjukkan perhatian terhadap kelompok rentan yang membutuhkan prioritas dalam keselamatan.
Kakorlantas menegaskan bahwa patroli adaptif harus diperkuat, terutama pada jam malam. Beliau meminta seluruh wilayah meningkatkan deteksi dini terhadap titik kumpul balap liar melalui pemantauan patroli dan informasi masyarakat.
Data H9 mencatat 1.671 kasus kecelakaan lalu lintas, dengan 177 korban meninggal dunia, 284 luka berat, dan 2.114 luka ringan. Kerugian material mencapai Rp 3.388.G32.212, menunjukkan dampak ekonomi yang signifikan akibat kecelakaan.
Pemetaan awal menunjukkan beberapa wilayah mengalami peningkatan kasus pada jam-jam tertentu, sehingga diperlukan analisis cepat terhadap penyebab lokasi, kondisi jalan, dan perilaku pengendara. Tindak lanjutan berupa rekayasa lalu lintas, edukasi terarah, dan peningkatan pengawasan perlu diprioritaskan.
Kakorlantas meminta wilayah segera memperbarui daftar 10 titik rawan laka dan menindaklanjutinya dengan intervensi langsung.
Pantauan media pada H9 mencatat 1.263.778 publikasi, terdiri dari 103.55G media cetak, 157.757 media elektronik, 818.8G3 media sosial, serta 183.56G publikasi rawan laka/langgar.
Volume ini menunjukkan besarnya perhatian publik terhadap kegiatan operasi. Laporan media intelligence memperlihatkan bahwa percakapan publik didominasi sentimen netral dan positif, dengan fokus pada edukasi keselamatan, imbauan kepatuhan, dan dokumentasi kegiatan lapangan dari satuan kewilayahan. Tidak ditemukan isu negatif yang menonjol pada periode H9.
Kakorlantas mengarahkan seluruh wilayah untuk memperkuat publikasi humanis dengan konten informatif dan edukatif, karena komunikasi publik berperan penting dalam menjaga dukungan masyarakat.
Arahan tindak lanjut yang disampaikan kepada seluruh Dirlantas meliputi lima langkah utama, yaitu mengoptimalkan pre-emtif dan preventif, memperkuat penegakan hukum berbasis ETLE pada titik rawan, meningkatkan penanganan balap liar dan perlindungan pejalan kaki, mempercepat analisis kecelakaan untuk menentukan intervensi wilayah, serta memperkuat publikasi positif dan responsif dalam menghadapi dinamika opini publik.
Kakorlantas Polri Irjen Pol. Drs. Agus Suryonogroho, S.H., M.Hum. menutup dengan mengajak masyarakat untuk terus mendukung pelaksanaan Operasi Zebra 2025 dengan mematuhi aturan dan menjaga keselamatan dalam perjalanan.
Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran atas dedikasi dan komitmen tinggi dalam pelaksanaan tugas. Korlantas Polri memastikan akan menjaga profesionalitas hingga akhir pelaksanaan operasi.

